PRINGSEWU ,Retorikalampung.con – Pemerintah pusat mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk bisa membrending wilayahnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Demikian dikemukakan DR. Liferdi Lukman, SP.,MSI., Direktur Buah dan Florikultura (Buflo) Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, dalam kesempatan wawancara door stop usai membuka acara bimbingan teknis (Bimtek) Penerapan Teknologi Budidaya Anggur yang dilaksanakan DPD ASPAI (Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia) Pringsewu di Kebun Anggur, Sarasati Garden, Pekon Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kamis, (24/10/2024).
Menurut DR. Liferdi Lukman, tanaman buah anggur memang bukan tanaman endemik Indonesia, namun tumbuhan sub tropis ini masih mampu hidup di iklim tropis seperti di Indonesia.
“Kebutuhan buah anggur di Indonesia masih cukup tinggi. Dimana, buah anggur kita dapat dari impor. Dan Agro Ekosistem anggur di Pringsewu ini cukup potensial untuk dikembangkan dan menjadi peluang ekonomi kedepannya”, ungkap Liferdi.
Direktorat Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian sambung Liferdi, menargetkan angka penurunan impor buah anggur hingga 20 persen atau 20.380 ton pada tahun 2030.
“Dari target itu maka, ada peluang usaha yang masih terbuka luas untuk memproduksi anggur buah demi memenuhi kebutuhan pasar. Kalau kita bisa sediakan itu, kenapa mesti harus import”, tandas Liferdi.
Agenda kita (Direktorat Buah dan Florikultura) kedepan adalah, bagimana kita bisa memproduksi anggur sendiri, sehingga tidak harus mengimpor.
“Salah satu langkahnya dengan melakukan bimbingan teknis dan pelatihan penerapan teknologi budidaya anggur seperti yang dilakukan hari ini. Buah anggur sendiri merupakan komoditas yang berkesinambungan”, ucap Liferdi.
Liferdi juga berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu terus mensuport kegiatan pengembangan buah anggur di Kabupaten Pringsewu.
“Saya berharap, Pringsewu kedepan bisa menjadi salah satu daerah penyumbang buah anggur di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar”, imbuhnya. (*)